Saturday, March 7, 2009
Arsitektur Monumental
Arsitektur merupakan suatu ilmu terapan yang selalu berkembang mengikuti berjalannya waktu, perkembangan itu ditandai munculnya gaya-gaya bangunan yang mempunyai karakter berbeda–beda. Salah satu dari jenisnya yaitu arsitektur monumental.
Arsitektur monumental mengadopsi berbagai perkembangan arsitektur dari zaman yunani sampai dengan sekarang. Dengan demikian arsitektur monumental memiliki ruang lingkup yang cukup luas, sehingga perkembangannya selalu mengikuti perkembangan zaman. Arsitektur monumental memberikan suatu citra atau identitas yang mencerminkan suatu keadaan atau suatu gagasan dari keinginan si perancang dalam menuangkan gagasan atau ide.
Arsitektur monumental memiliki bentukan yang khas. Ada yang berupa sculpture, dan ada juga berupa bangunan yang unik. T.W.A. Kennedy Airport adalah salah satu bangunan yang mengadopsi bentukan sculpture yang diaplikasikan kebentuk bangunan.
Dalam arsitektur monumental, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan.Unsur-unsur tersebut tidak hanya berupa unsur fungsi, tetapi ada unsur pendukung lainnya seperti aspek arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya), sehingga didapatkan sebuah hasil yang tidak hanya sebuah massa, tetapi juga memiliki pilosofi tertentu yang ingin disampaikan perancang.
Perancangan desain arsitektur monumental tidak terlepas dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang kelak mendukung berhasilnya suatu karya arsitektur .untuk itu perlu pembelajaran baik otodidak maupun formil. selain itu juga teknik pembelajaran preseden dari berbagai sampel bisa dijadikan salah satu proses pembelajaran yang cukup epektif.
Kriteria :
1.Bentuk tidak ditentukan hanya oleh fungsi tetapi semua aspek arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional.
2.Konsep lima diterapkan secara terpadu dengan konsep lainnya yang tidak selalu fungsional.
3.Pola pikir sejalan dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan arsitektur yang otentik, megah, dan scluptural.
4.Konsep kesederhanaan dan keheningan (Mies Van De Rohe dan Kenzo tange).
5.Seolah-olah suatu seni yang dicetak.
Arsitektur Monumental bisa dianggap sebagai bagian arsitektur Brutalisme, Post Modernisme dan Neo Expresionisme.
Arsitek : Minoru Yamasaki
Tempat / tahun : New York / 1969-1974
Bentuk :
Dari lantai dasar hingga puncak denahnya sama berbentuk bujur sangkar dari luar keempat sisinya juga berbentuk sama, berupa alur vertikal rangka beton dan jendela kaca seperti garis-garis vertikal lembut.
Material : Rangka beton dan kaca
Dekorasi :
Struktur rangka beton yang menyatu membentuk seperti huruf Y yang mendapat inspirasi dari arsitektur Gotik dan disela-selanya terdapat pintu dan jendela kaca.
Arsitek : Gerhard M.Kallman, Noel.M.Mc Kinnel,Edward F. Knowless
Waktu : 1962 – 1968
Tempat : Pusat Kota Boston.
Bentuk :
Berupa unit tunggal berdenah segi empat panjang bentuk bagian tengahnya terbuka membentuk sebuah Mezzanine merupakan penerapan konsep kubisme dimana waktu menembus, menyatukan ruang-ruang dalam, antar lantai dengan ruang luar. Hall yang dapat dicapai langsung dari segala arah halaman melalui tangga atau ramp bagi Handycaped setiap saat, siang malam, dua puluh empat jam karena tidak berpintu dan pagar. Dipadukan dengan bentuknya yang monumental penerapan konsep kubisme yang terbuka, transparan tadi, merupakan penyelesaian dua hal, satu dengan yang lain bertentangan dituntut oleh sebuah balai kota. Dua hal berlawanan itu adalah kewibawaan dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan baik, oleh bangsa Amerika.
Material :
Beton exposed dan beton bertulang eposed.
Dekorasi :
Kisi-kisi dari bahan exposed, yang efek bayangannya menampilkan bentuk dinamis memberikan kesan scluptural.
Arsitek : Neutra dan Robert E. Alexander
Tempat/tahun : Gettysburg National Military Park / 1958
Fungsi : Auditorium
Material : Beton, kaca dan metal
Bentuk
Bangunan ini pada bagian depannya berbentuk lingkaran dan dibelakangnya berbentuk persegi panjang bagian luar dari bangunann yang berbentuk lingkaran ditutupi oleh metal sehingga mampu merefleksikan cahaya yang datang
Arsitek : I. M. Pei
Tempat / tahun : Des Moines dan Eliel Searine / 1966-1968
Material : Kaca dan beton exposed
Ciri : Selain monumental, bentuk unit sclupture, abstrak dan ekspresif menjadi ciri pada perancangan bangunan ini.
Bentuk
Bagian bangunan lama berbentuk U dengan bentuk arsitektur Neo Klasik. Kurang dari tiga puluh tahun kemudian museum memerlukan perluasan, bagian penambahannya dirancang oleh Pei. Unit tunggal masif dari unit penambahan baru rancangan Pei, menutup sisi kosong di selatan sehingga terbentuk halaman segi empat di dalam. Pada sisi selatan ini terlihat elemen-elemen dinding, kolom, balustrade, kisi-kisi jendela yang keras kuat dan masif tersusun dalam komposisi kontras dengan jendela-jendela dan bidang kaca yang transparan dan ringan.
Arsitek : Prof.Ir.Slamet Wirasonjaya, MLA
Tempat/ tahun : Tangerang / 2001
Fungsi : Sebagai pusat pemerintahan
Bentuk
Pesatnya perkembangan Kota Tangerang, menjadikan bangunan lama Balai kota ketinggalan zaman meskipun telah diperluas bangunannya dengan renovasi total pada tahun 1993. Kini bangunan tersebut telah ketinggalan zaman dan harus segera dipindah. Karena pusat pemerintahan merupakan solusi terpadu untuk meningkatkan pelayanan terhadap kepentingan publik. gedung pusat pemerintahan dengan bangunan inti Balai kota dan Gedung DPRD Kota Tangerang yang dibangun sejak tahun 2001 tersebut telah beridiri megah dan monumental dibangun di atas tanah seluas 49.000 m² dengan luas bangunan 6.612,24 m² terdiri atas 5 lantai yang menelan biaya sebesar Rp.60 milyar dalam tiga tahun anggaran.
Konsep pembangunan pusat pemerintahan ini mempunyai tiga sasaran utama yakni sebagai bangunan umum bersifat terbuka, berfungsi sosial dan bersifat rekreatif. Dalam areal ini terdapat ruang terbuka berupa plaza dan taman. Selain itu bangunan monumental bersifat agung, representative, dicirikan dengan bentuk simetris dan mempunyai prosesi yang merupakan pencerminan dari sifat city hall
Bangunan pusat perkantoran bersifat fungsional, fleksibel, efektif dan efisien dengan memperhatikan faktor kenyamanan, disiplin dan etos kerja serta faktor pemeliharaan. Sedangkan fungsi ruang/bangunan akan dipergunakan untuk kegiatan legislatif dan eksekutif, sehingga kegiatan penyelenggaraan pemerintahan akan terkonsentrasi dalam satu area.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan objek arsitektur monumental di atas, dapat diambil kesimpulan bahwaa arsitektur monumental memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1.Bentuk tidak ditentukan hanya oleh fungsi tetapi semua aspek arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional.
2.Konsep lima diterapkan secara terpadu dengan konsep lainnya yang tidak selalu fungsional.
3.Pola pikir sejalan dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan arsitektur yang otentik, megah, dan scluptural.
4.Konsep kesederhanaan dan keheningan (Mies Van De Rohe dan Kenzo tange).
5.Seolah-olah suatu seni yang dicetak.
Arsitektur Monumental bisa dianggap sebagai bagian arsitektur Brutalisme, Post Modernisme dan Neo Expresionisme.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Sebenarnya apapun konsep arsitektur setiap bangunan, itu tidak lepas dari peran arsitek kita dalam mempromosikan konsep arsitektur itu sendiri. Apakah kita selaku arsitek mau mengutamakan konsep arsitektur budaya tradisonal kita atau tidak. Nah, disini peran arsitek muda Indonesia diharapkan.
Mari kita berpikir untuk lebih mementingkan konsep arsitektur tradisional asli Indonesia.
Mari majukan arsitektur asli Indonesia.
Syafitri ST
(arsitek freelance)
Post a Comment